Table Of Content [ Open ]1. Urine dan Protein2. Penyebab Urine Mengandung Protein3. Gejala Urine Mengandung Protein4. Cara Mengatasi Urine Mengandung Protein5. Terimakasih telah membaca artikel kami, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya. Hello Sahabat Aladokter, kali ini kita akan membahas tentang hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa urine mengandung protein. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan urine dan protein? Berikut penjelasannya. Urine adalah cairan yang dihasilkan oleh ginjal sebagai hasil dari proses penyaringan darah. Cairan ini kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. Protein sendiri adalah salah satu jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun sel-sel tubuh. Namun, protein seharusnya tidak ditemukan dalam urine karena ukurannya besar dan tidak bisa melewati filter ginjal. Jadi, jika urine mengandung protein, itu menunjukkan adanya gangguan fungsi pada ginjal. Penyebab Urine Mengandung Protein Beberapa faktor yang bisa menyebabkan urine mengandung protein antara lain Gangguan pada ginjal seperti glomerulonefritis, nefropati diabetes, dan sindrom nefrotik Infeksi saluran kemih Dehidrasi Stres fisik dan emosional yang berlebihan Kondisi tertentu seperti preeklamsia pada ibu hamil Gejala Urine Mengandung Protein Terkadang, urine yang mengandung protein tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, jika terdapat kondisi yang menyebabkan gangguan pada ginjal, maka bisa terjadi Pembengkakan pada wajah, tangan, atau kaki Merasa lelah dan lesu Keinginan untuk buang air kecil yang lebih sering Sakit pinggang Cara Mengatasi Urine Mengandung Protein Untuk mengatasi urine yang mengandung protein, tergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi saluran kemih, bisa diatasi dengan memberikan antibiotik. Namun, jika disebabkan oleh gangguan pada ginjal, maka perlu diobati terlebih dahulu penyakitnya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah urine mengandung protein antara lain Minum air putih yang cukup setiap hari Menghindari konsumsi alkohol dan rokok Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang Rutin melakukan olahraga Kesimpulan Urine yang mengandung protein menunjukkan adanya gangguan fungsi pada ginjal. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan urine mengandung protein antara lain gangguan pada ginjal, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan kondisi tertentu. Untuk mengatasi urine yang mengandung protein, perlu dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya. Untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah urine mengandung protein, perlu menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang bisa memicu gangguan fungsi ginjal. Terimakasih telah membaca artikel kami, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.
menunjukkanbahwa 80% protein urine positif. Pemeriksaan protein didalam urine saat ini masih efektif untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal dan dapat dijadikan acuan sebai penanda fungsi ginjal (Guh, 2010). Proteinuria pada penyakit ginjal diakibatkan karena peningkatan akibat permeabilitas dan kerusakan barrierMahasiswaD3 Kebidanan tingkat II semester tiga yang sedang menjalankan praktek klinik kebidanan di Rumah Bersalin Karunia Ananda Kota Semarang dan mempunyai target memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi TM III dengan kebutuhan pemeriksaan urine protein.Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebutAda beragam pilihan tes yang dapat dilakukan untuk memeriksa organ-organ di tubuh Anda. Jenis pemeriksaan yang sering digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan adalah tes urine yang penting bagi sistem urologi perkemihan Anda. Yuk, kenali fungsi pemeriksaan urine dan apa saja jenis dari pengujian air kencing berikut ini! Apa itu tes urine? Tes urine urinalisis adalah metode pemeriksaan yang menggunakan urine sebagai pendeteksi adanya gangguan dalam tubuh. Uji sampel urine biasanya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang berkaitan dengan saluran kemih. Sebagai contoh, infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga diabetes diperiksa lewat tes ini. Anda mungkin juga akan menjalani pemeriksaan ini ketika dirawat di rumah sakit, sebelum operasi, atau ketika sedang hamil. Urinalisis umumnya memeriksa warna, konsentrasi, komposisi, hingga bau urine. Hasil urinalisis yang menunjukkan adanya ketidaknormalan sering memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap penyebabnya. Fungsi tes urine Proses pembentukan urine tidak terjadi begitu saja, melainkan melibatkan ginjal, ureter, kandung kemih, serta uretra. Organ-organ tersebut adalah bagian dari saluran kemih yang berperan penting dalam menyaring limbah dan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. Apabila salah satu atau beberapa dari komponen tersebut rusak, tentu akan memengaruhi urine. Baik itu, volume, warna, tekstur, hingga kandungan di dalamnya. Makaa dari itu, tes urine diperluka untuk menilai, apakah ada perubahan pada urine yang berkaitan dengan penyakit tertentu. Berikut ini beberapa fungsi dari prosedur uji urine. Bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin. Mendiagnosis masalah kesehatan jika mengalami gejala tertentu. Memantau kondisi kesehatan jika telah didiagnosis menderita penyakit. Menilai fungsi ginjal sebelum operasi. Memantau perkembangan kehamilan yang tidak normal, seperti diabetes gestasional. Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya Apa saja yang perlu dipersiapkan? Jika hanya akan menjalankan prosedur urinalisis, Anda biasanya diperbolehkan makan dan minum sebelum tes urine dilakukan. Apabila Anda melakukan pengujian lain pada waktu yang bersamaan, berpuasa dalam jangka waktu tertentu mungkin perlu dilakukan. Anda tidak perlu khawatir mengingat dokter akan memberitahu instruksi yang jelas mengenai hal yang perlu dipersiapkan sebelum pemeriksaan. Adakalnya obat dan suplemen, baik dari resep maupun tanpa resep dokter, memengaruhi hasil tes. Oleh sebab itu, konsultasikan ke dokter tentang obat, vitamin, atau suplemen yang Anda konsumsi sebelum uji urine. Bagaimana tes urine dilakukan? Sampel untuk tes urine biasanya dilakukan tergantung kondisi Anda, entah itu dilakukan di rumah atau ruangan dokter. Pada umumnya, dokter akan memberikan wadah untuk sampel urine dan Anda diminta untuk mengambil sampel pada pagi hari dan diambil urin pancaran tengah. Anda dapat memulai mengambil sampel air kencing dengan langkah berikut ini. Buang air kecil sedikit di toilet pancaran pertama. Letakkan wadah ke dekat aliran urine. Kumpulkan urine sekitar 30-59 ml ke dalam wadah pada pancaran kedua. Tuntaskan buang air kecil. Berikan sampel urine sesuai petunjuk dokter. Sampel urine biasanya akan efektif digunakan dalam pengujian jika dibawa ke rumah sakit dalam waktu 60 menit setelah pengambilan. Jika tidak memungkinkan, sebaiknya sampel dimasukkan ke dalam lemari es atau ditambahkan pengawet sesuai anjuran dokter. Selama urinalisis berlangsung, sampel urin Anda yang telah diletakkan di dalam wadah akan diperiksa melalui cara berikut ini Pemeriksaan visual Selama tes visual urine, petugas laboratorium akan mengamati tampilan urine secara langsung. Hal ini meliputi beberapa hal, mulai dari tingkat kejernihan, bau, hingga warna urine. Salah satu tanda Anda mengalami penyakit tertentu yang ditunjukkan lewat visual urine adalah kencing berbusa dan berbau tidak sedap. Pemeriksaan mikroskopis Dengan bantuan mikroskop, jenis tes urine ini ternyata tidak dilakukan oleh semua orang. Pemeriksaan mikroskopis biasanya akan dilakukan ketika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya hal yang tidak biasa pada pemeriksaan visual atau dipstick. Pengujian ini akan menganalisis sedimen urine, yaitu air kencing yang zat kimianya telah terpisah dengan memusatnya beberapa senyawa di dasar tabung. Cairan di atas tabung kemudian akan dibuang dan tetesan urine yang tersisa akan diperiksa dengan bantuan mikroskop. Berikut ini beberapa senyawa yang dianggap penting dalam pemeriksaan mikroskopis. Sel darah putih leukosit dalam urine untuk menunjukkan adanya infeksi. Sel darah merah eritrosit yang merupakan tanda penyakit ginjal dan gangguan darah. Bakteri atau ragi sebagai tanda infeksi. Kristal, yang menandakan batu ginjal. Epitel dalam urine berjumlah banyak pertanda tumor, infeksi dan penyakit ginjal. Begini Akibat Jika Anda Terlalu Sering Menahan Kencing Tes dipstick Tes dipstick adalah pemeriksaan urine yang menggunakan stik plastik tipis dan dimasukkan ke dalam sampel urine Anda. Stik plastik biasanya akan berubah warna jika ada zat tertentu dengan kadar berlebihan yang terkandung dalam urine. Metode ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti Keasaman pH Tes tingkat pH urine adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur keasaman dan basa urine Anda. Tes ini adalah prosedur yang sederhana dan tidak menyakitkan. Beberapa penyakit, diet, dan obat akan memengaruhi kadar asam atau basa urine Anda, seperti Acetazolamide, Amonium klorida, Methenamine mandelate, Potassium citrate, Natrium bikarbonat, dan Diuretik tiazid. Tingkat keasaman atau basa yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya penyakit ginjal atau masalah pada saluran kencing. Konsentrasi atau kekentalan urine Pemeriksaan ini biasanya hanya memperlihatkan seberapa pekat urine Anda. Semakin kental urine, artinya semakin sedikit cairan yang didapatkan tubuh dari minuman. Sementara itu, ketika Anda minum air dalam jumlah banyak dalam waktu singkat atau mendapatkan infus cairan, urine mungkin akan terlihat seperti air biasa. Selain kedua komponen tersebut, ada beberapa senyawa lainnya yang juga turut diperhatikan saat tes dipstik. Protein, urine yang mengandung protein pertanda ada masalah ginjal. Gula yang mengindikasikan Anda menyandang diabetes, tetapi dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Bilirubin, yang seharusnya dibawa oleh darah untuk disalurkan ke hati. Darah, yang umumnya menjadi gejala sakit ginjal dan kandung kemih. Tes urine bisa dilakukan sendiri maupun digabungkan bersama dengan pemeriksaan lainnya. Dokter nantinya menentukan pemeriksaan mana yang sesuai dengan kebutuhkan dan kondisi Anda. Jenis tes urine lainnya Tes urine urinalisis tidak hanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit urologi, melainkan masalah kesehatan lainnya. Selain ketiga tahapan urinalisis yang telah disebutkan, ada pemeriksaan urine lainnya yang ternyata cukup penting, yaitu uji urine katekolamin. Pemeriksaan urine katekolamin adalah prosedur yang dilakukan untuk mengukur jumlah beberapa hormon dalam urine, yaitu epinephrine, norepinephrine, metanephrine, dan dopamine. Katekolamin ini terbuat dari jaringan saraf, otak, dan kelenjar adrenal. Hormon ini juga membantu tubuh merespon stres atau ketakutan dan mempersiapkan tubuh terhadap reaksi fight or flight. Katekolamin juga dapat meningkatkan detak jantung, tekanan darah, pernapasan, hingga tingkat kewaspadaan Anda. Selain itu, hormon ini juga menurunkan jumlah darah ke kulit dan usus, serta meningkatkan aliran darah ke organ penting lainnya. Tes urine katekolamin ini diperlukan untuk melihat gejala dari pheochromocytoma, yaitu jenis tumor yang tumbuh pada kelenjar adrenal. Kebanyakan kasus menunjukkan bahwa tumor ini bersifat jinak, alias bukan kanker. Walaupun demikian, pheochromocytoma tetap perlu diangkat karena dapat mengganggu fungsi normal adrenal. Selain mendeteksi adanya tumor, pemeriksaan ini juga dianjurkan untuk anak-anak yang diduga mengalami neuroblastoma. Pasalnya, penyakit ini sering dimulai di kelenjar adrenal, sehingga dapat meningkatkan jumlah katekolamin. Prosedur dari uji urine ini mirip dengan urinalisis pada umumnya. Namun, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk tidak mengonsumsi makanan tertentu sebelum melakukan pemeriksaan. Dengan demikian, hasil uji urine mungkin tidak akan terganggu oleh senyawa dari makanan yang Anda konsumsi. Urologis, Dokter Spesialis yang Menangani Masalah Urologi Cara membaca hasil tes urine Pada dasarnya, hasil tes urine akan dijelaskan secara rinci oleh dokter Anda. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu khawatir karena dokter akan memberitahu dalam bahasa yang mudah dimengerti. Begini, hasil dari uji urine sebenarnya memiliki banyak interpretasi. Temuan yang tidak biasa adalah sebuah peringatan bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu didiagnosis lebih lanjut. Sebagai contoh, pemeriksaan pH urine akan menunjukkan kadar asam-basa dalam urine Anda. Nilai rata-rata pH urine adalah 6,0. Namun, angka tersebut juga bisa berubah antara 4,5-8,0. Jika hasil pH urine Anda berada di bawah 5,0 artinya urine bersifat asam. Sementara itu, hasil yang lebih tinggi dari 8,0 menandakan sifat basa. Apabila angkanya tergolong rendah, Anda mungkin berisiko terhadap batu ginjal. Oleh sebab itu, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi kesehatan Anda. 1 Hasil pemeriksaan laboratorium, menunjukkan bahwa urine mengandung protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi a. nefron b. glomerulus c. tubulus kontortus d. kapsul Bowman e. hormon antidiuretika Jawaban: D 2. Organ manusia yang bertanggung jawab mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dalam darah adalah a. Jawabanurine biasanya tidak mengandung protein. Oleh karena itu, kehadiran protein dalam urine dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan glomerulus atau ginjal. Hal ini menyebabkan timbulnya penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan proses penyaringan, khususnya penyaringan protein sehingga urine mengandung albumin atau biasanya tidak mengandung protein. Oleh karena itu, kehadiran protein dalam urine dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan glomerulus atau ginjal. Hal ini menyebabkan timbulnya penyakit albuminuria. Albuminuria, yaitu penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan proses penyaringan, khususnya penyaringan protein sehingga urine mengandung albumin atau protein. PembahasanJawaban yang benar adalah B. Ginjal mengandung banyak glomerulusuntuk melaksanakan kegiatan penyaringan. Molekul protein biasanya terlalu besar untuk melewati urine biasanya tidak mengandung protein. Oleh karena itu, kehadiran protein dalam urine dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan glomerulus atau ginjal. Hal ini menyebabkan timbulnya penyakit albuminuria. Albuminuria,yaitupenyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan proses penyaringan, khususnya penyaringan protein sehingga urine mengandung albumin atau yang benar adalah B. Ginjal mengandung banyak glomerulus untuk melaksanakan kegiatan penyaringan. Molekul protein biasanya terlalu besar untuk melewati glomerulus ini. Jadi urine biasanya tidak mengandung protein. Oleh karena itu, kehadiran protein dalam urine dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan glomerulus atau ginjal. Hal ini menyebabkan timbulnya penyakit albuminuria. Albuminuria, yaitu penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan proses penyaringan, khususnya penyaringan protein sehingga urine mengandung albumin atau protein. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS! . 329 274 412 13 151 398 430 367